Sharing With Passion

August 17, 2020

Posted by sabarsan in , , , , | August 17, 2020 No comments

Jumlah korban meninggal dalam musibah ledakan di Beirut, Lebanon, pada akhir pekan lalu bertambah. PBB pada Jumat, 14 Agustus 2020 mengumumkan angka korban meninggal sekarang sudah hampir menyentuh 180 orang atau persisnya 178 orang. Sedangkan korban luka-luka ada sekitar 6 ribu orang dan 30 orang masih masuk daftar orang hilang.  

“Evaluasi utama dalam radius 15 kilometer dari pusat ledakan sudah terungkap. Dari 55 fasilitas kesehatan, hanya separuhnya yang beroperasi. Sekitar 40 persen fasilitas kesehatan dalam kondisi rusak, baik itu kerusakan ringan, rusak serius hingga perlu rehabitasi lebih dalam,” demikian laporan PBB, seperti dikutip dari english.alarabiya.net.


Ledakan dari gudang penyimpan bahan kimia di Pelabuhan Beirut telah berdampak operasional di enam rumah sakit, dari yang sebelumnya hanya tiga. Lebih dari 20 klinik di Kota Beirut remuk oleh ledakan dahsyat itu.

Sampai berita ini diturunkan, masih belum diketahui penyebab ledakan pada 4 Agustus itu. Gudang tempat ledakan terjadi menyimpan sekitar 3 ribu ton ammonium nitrat, namun beberapa dokumen memperlihatkan penyimpanan bahan kimia berbahaya di Pelabuhan Beirut tersebut sudah diketahui oleh pemimpin di Lebanon dan pejabat keamanan negara itu.

Sekitar 120 sekolah yang digunakan oleh 50 ribu pelajar untuk belajar, rusak. Lebih dari seribu dari hampir 50 ribu unit rumah penduduk rusak parah.  

Di antara ratusan korban tewas, setidaknya ada 13 pengungsi masuk dalam daftar korban meninggal. Dari 13 pengungsi itu, 2 orang adalah warga negara Palestina. Kendati kondisi silo-silo di Pelabuhan Beirut rusak berat, namun PBB meyakinkan warga Beirut tidak akan kekurangan pasokan bahan makanan.

Pelabuhan Beirut mengoperasikan sekitar 30 persen dari kapasitasnya, sedangkan Pelabuhan Tripoli yang ada di bagian utara mengoperasikan 70 persen kapitasnya. Dengan begitu pasokan bahan makanan dan barang-barang masih tetap bisa berjalan. WFP saat ini sedang mendistribusikan suplai gandum dan padi untuk kebutuhan selama tiga bulan. (Sumber: Tempo).

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Isi Komentar Anda :

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter